1. Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu dari a. Syarat haji c. Sunah haji b. Rukun haji d. Wajib haji
kunci jawaban juga tidak boleh asal - asalan hal ini akan berkaitan dengan nilai yang di peroleh nantinya, sehingga hal ini membuat kami akan membuat pembahasan mengenai kunci jawaban yang tepat dan bennar sehingga peserta didik mendapatkan nilai yang memuaskan nantinya.
kami yakin jika peserta didik menggunakan jawaban uang kami berikan ini opeserta didik akan mendaparkan nilai yang memasukan, hal ini di karenakan kami dalam menjawab semua tugas yang di pembahasan kami ini kami menjawabanya dengan bersunguh-sunguh kami tidak asal asalan untuk itu kami mengajak peserta didik untuk tidak ragu dalam menggunakan jawaban yang kami bauat ini
Baca juga:
1. Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu dari . . . .
a. Syarat haji c. Sunah haji
b. Rukun haji d. Wajib haji
jawaban b
2. Lari-lari kecil yang dilakukan oleh para calon jamaah haji dari Safa ke Marwah mengingatkan kisah . .
a. Siti Fatimah c. Siti Hajar
b. Siti Masitah d. Siti Sarah
jawaban c
3. Pakaian yang dipakai ketika melaksanakan wukuf bagi laki-laki adalah . . . .
a. Ihram c. Jubah
b. Surban d. Koko
jawaban a
4. Jumrah yang ketiga bernama . . . .
a. Jumrah ula c. Jumrah Aqabah
b. Jumrah wustha d. Jumrah auwalu
jawaban c
5. Mabit di Muzdalifah merupakan rangkaian dari . . . .
a. Sunah haji c. Rukun haji
b. Wajib haji d. Sarat haji
jawaban c
6. Perbedaan antara haji dan umrah adalah . . . .
a. Ihram c. Sa’i
b. Wukuf d. Tahallul
jawaban b
7. Orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji adalah orang yang . . . .
a. Pejabat c. Merdeka
b. Kaya raya d. Mampu
jawaban d
8. Serangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para jamaah haji dan jika tidak dilaksanakan menyebabkan hajinya tidak sah adalah . . . .
a. Wajib haji c. Rukun haji
b. Sunah haji d. Syarat haji
jawaban c
9. Haji kecil adalah nama lain dari . . . .
a. Umrah c. °awaf
b. °awaf d. wukuf
jawaban a
10. °awaf yang dilakukan pada saat tiba di Mekah adalah . . . .
a. Wada’ c. Haji
b. Ifadah d. Qudum
jawaban d
”Apanya yang sakit, Ga?” Agra : ”Aduh…kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri nih.” Inka : ”Gini aja Dis, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan kan punya motor. Nanti Arga biar diantar pulang sama Pak Yan. Sekarang aku di sini menemai Arga.” Gendis : (Bersemangat) ”Ide yang bagus.” (Pergi menuju ke sekolah yang masih kelihatan dari tempat itu). 218 Kelas VIII SMP/MTs Agra : ”In…. (Lirih) Maafkan aku, ya. Aku sering nggangguin kamu, Gendis, Anggun, dan teman-teman yang lain.” Gendis : ”Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?” Agra : ”Iya deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.” Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah menggang
gu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama. Agra : (Bicara sendiri) ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga. ”Ternyata juga, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi sering ditraktir, hihihi….” (Adaptasi dari cerpen ”Kena Batunya”, Veronica Widyastuti) 2. Kaidah Kebahasaan Drama Sebagaimana yang tampak pada contoh drama tersebut kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tanda petik (”....”). Teks drama menggunakan k
ata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama tersebut bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah aku, saya, kami, kita, kamu. Adapun kata sapaan, misalnya, anak-anak, ibu. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama juga tidak lepas dari munculnya kata-kata tidak baku dan kosakata percakapan, seperti 2
19 Kelas VIII SMP/MTs Bab 8 Bahasa Indonesia kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Perhatikan contoh berikut! 1. Selamat pagi, Anak-anak! 2. Selamat pagi, Buuuuuu! 3. Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda! 4. Arga, kenapa sih kamu selalu usil? 5. Kenapa kamu selalu mengejek aku? 6. Memangnya kamu suka kalau diejek? 7. Aduh…maaf deh! Kamu marah ya, In? Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1) Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 2) Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 4) Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau diras
akan oleh tokoh, seperti : merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. 5) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat. (sumber: www.teater.com) 220 Kelas VIII SMP/MTs Kegiatan 8.6 1. Cermatilah kaidah atau fitur-fitur kebahasaan yang ada pada salah satu teks drama pada pelajaran sebelumnya. 2. Bersama empat orang teman, catatlah kaidah-kaidah kebahasaan yang menandai teks drama tersebut! Judul drama: . . . . Kaidah Kebahasaan Ada/Tidak Ada Keterangan (Kutipan Teks) a. Kalimat langsung b. Kata ganti c. Kata tidak baku d. Kosakata percakapan e. Konjungsi temporal f. Kata kerja g. Kata sifat h. Kalimat seru i. Kalimat perintah j. Kalimat tanya 3. Sajikanlah hasil pengamatan kelompokmu itu pada karton manila atau kertas post-it. 4. P
ajanglah hasilnya pada papan tulis atau pada dinding kelas (dengan perekat yang tidak mengotorinya). 5. Mintalah kelompok lain untuk secara bergiliran mengomentari hasil kerja kelompokmu itu berdasarkan kelengkapan, ketepatan, dan kerapian dalam penyajiannya. Bagaimana tanggapanmu dengan komentar-komentar mereka itu, menerimakah? Jendela Bahasa Kalimat Tanya Kalimat tanya (introgatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat tanya digunakan ketika ingin mengetahui barang, orang, waktu, tempat, cara, dan yang lainnya. 221 Kelas VIII SMP/MTs Bab 8 Bahasa Indonesia Perhatikan contoh penggunaannya dalam penggalan wacana di bawah ini. 1) Di antara kerumunan muncullah seorang lelaki muda mendekati ibu tadi lalu berjongkok. 2) ”Ibu mau pergi ke mana?” 3) ”Aku mau pulang,” katanya dengan nada lemah. 4) ”Pulang ke mana?” 5) ”Sebenarnya aku sudah mengunjungi rumah kakakku, tetapi tidak ada di rumah.” 6) ”Memangnya rumah ibu di mana?” 7) ”Rumahku jauh di Garut. Eh, ehm… anu.” 8) ”Ada apa Bu?” 9) ”Be… be
… begini, Jang.” 10) ”Aku butuh uang untuk ongkos pulang.” 11) ”Uangku habis bahkan untuk membeli minum pun tidak ada.” (Sumber: Cerpen “Ibuku Sayang, Ibuku Malang” oleh Lina Budiarti). Kalimat tanya dinyatakan dengan kalimat nomor 2), 4), 6), dan 8). Selain ditandai oleh tanda tanya (?), kalimat itu disertai dengan kata tanya mana dan apa. Meskipun demikian, kalimat tanya ada pula yang tidak disertai dengan kata tanya. Perhatikan contoh sebagai berikut. a. Kak Alam sudah kuliah? b. Ini rumah Pak Kosasih? c. Tadi malam hujan, ya? Kalimat tanya pun banyak sekali ragamnya. Ada yang disebut dengan kalimat tanya retoris, kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ”ya” atau ”tidak”, kalimat tanya yang memiliki tujuan
selain bertanya. Berikut contoh-contohnya a. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak. Kalimat ini biasa digunakan untuk tujuan klarifikasi atau meminta kepsatian. Contoh: 1) Jadi, betul para petani di sini mengalami gagal panen? 2) Katanya Anda mau menanam sayur-sayuran di lahan ini? 222 Kelas VIII SMP/MTs b. Kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. (pertanyaan retoris) Contoh: 1) Petani mana yang tidak ingin untung dari usahanya? 2) Siapa sih yang berharap usahanya merugi terus? c. Kalimat tanya yang memiliki tujuan selain bertanya. Dari segi tujuannya kalimat ini serupa dengan kalimat perintah. Kalimat itu sesungguhnya berisikan suruhan, permintaan, ajaan, rayuan, sindiran, sanggahan. Contoh: 1) Mau tidak kamu mengambil benih itu di rumah Pak Lurah? (permintaan, suru
han). 2) Kamu mau kan bekerja di kebun saya? (ajakan) 3) Masa seorang petani sekadar untuk menanam padi pun tidak bisa? (sindiran) D. Menulis Teks Drama Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menulis drama dengan memperhatikan kaidah penulisan drama dan orisinalitas ide. 1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kamu hanya mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog. Seperti yang kamu ketahui bahwa ciri utama drama adalah bentuk penyajiannya berbentuk dialog. Oleh karena itu, tugas kamu dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuk dialog. Adapun d
alam dialog itu, ada tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung. 1. Tokoh adalah pelaku yang mengujarkan dialog itu. 2. Wawancang adalah dialog itu sendiri atau percakapan yang diujarkan oleh tokoh. 3. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Perhatikan cuplikan novel berikut! Waktu matahari rembang petang, keempat beranak itu pun bersedialah akan pulang, dibebani oleh sahabatnya sesarat-saratnya dengan bermacam-macam 223 Kelas VIII SMP/MTs Bab 8 Bahasa Indonesia hasil humanya, ditambah lagi dengan mentimun, dan kacang goreng pemberian anak-anaknya kepada si Samin dan Si Ramlah. ”Saya rasa baik seberangkan kami dahulu, kemudian baharu jemput beban ini,” kata Mak Samin kepada suaminya, waktu mereka itu sampai di tepi sungai. ”Menyeberangi sungai yang
kecil ini hendak dua tiga kali pula? Ayuh, dukung si Ramlah! Berikan ke sini bebanmu itu semuanya kubawa. Boleh kita sekali menyeberang.” ”Saya khawatir kalau-kalau kita dilanggar banjir karena sejak tengah hari tadi, saya dengar guruh berbunyi dan lihatlah di hului itu sangat hitamnya.” ”Ah, dukunglah si Ramlah! Bukannya aku ini tidak sekali dua menyeberang sungai yang sedang banjir.” ”Tapi….,” kata Mak si Samin. ”Tapi, dapat juga aku menyeberang,” kata Pak Samin memotong perkataan istrinya. Keempat anak itu pun menyeberanglah. Mak si Samin, dengan mendukung
i sebelah kiri, berg antung sambil mengapung-apungkan diri pada tangan kiri bapaknya. (Sumber: Si Samin karya Mohammad Kasim, 1957) Para pelaku Pak Samin : Berwatak keras, sedikit angkuh.. Bu Samin : Lembut dan penurut pada suami. Samin : Periang, senang mengoceh. Ramlah : adik Samin, berusia sekitar tiga tahunan. Waktu itu pukul tiga sore. Sepasang suami istri dan dua orang anaknya berjalan menuju sebuah sungai. Mereka hendak menyeberang. Sang istri menjinjing tas besar yang berisi bermacam-macam sayuran dan menggendong anaknya yang perempuan. Sementara itu
, suaminya tak ketinggalan pula memikul karung. Seorang anak lelaki berjalan mengikuti mereka. Tampak ia sedang mengunyah jagung bakar. Bu Samin : ”Saya rasa sebaiknya anak-anak kita seberangkan dulu. Kemudian Bapak jemput lagi barang-barang ini.” (Meletakkan tas besar di pinggir sungai. Napasnya terengah-engah karena merasa berat). 224 Kelas VIII SMP/MTs Pak Samin : ”Ah, masa menyeberang sungai sekecil ini mesti dua tiga kali. Ayo, gendong si Ramlah biar aku yang membawa barang-barang itu. Biar saya yang menggendong si Ramlah. Sekali menyeberang pun pasti semuanya terbawa.” (Meraih tas besar yang masih dipegang Bu Samin). Bu Samin : ”Saya khawatir kalau-kalau kita dihadang banjir. Sejak tengah hari tadi, saya dengar guruh berbunyi dan lihatlah di hulu itu tampak hitam.” (Menunjuk ke arah hulu sungai dengan penuh khawatir) Pak Samin : ”Ah, tenang saja. Gendong si Ramlah! Aku kan menyeberang sungai ini bukan sekali dua kali. Sering walaup
un dalam keadaan banjir.” (Menarik tangan istrinya). Bu Samin : ”Tapi….” (Berusaha menahan langkah). Pak Samin : ”Tapi, dapat juga aku menyeberang, kan?” Keempat beranak itu pun akhir menyeberang. Mak Samin menggendong si Ramlah sambil dipegang Pak Samin. Sementara itu, tangan kiri Pak Samin memegang si Samin. Mereka berempat menyeberang sungai dengan perlahan- lahan. Kegiatan 8.8 A. 1. Bacalah cerpen di bawah ini dengan baik! 2. Bentuklah kelompok. Ubahlah cerpen tersebut ke dalam bentuk drama dengan memperhatikan struktur dan kaidahnya sebagaimana yang telah kamu pelajari terdahulu. Judul drama : .... Sumber (cerpen) : .... Tokoh-tokoh 1. . . . . 2. . . . . 3. dst. 225 Kelas VIII SMP/MTs Bab 8 Bahasa Indonesia Struktur Pengembangan Struktur Teks Drama Pengembangan Dialog a. Prolog . . . . b. Orientasi c. Komplikasi d. Resolusi e. Epilog . . . . Kena Batunya oleh Veronica Widyastuti ”Ssst….Bu Isti datang,” kata Cahyo. Langsung saja anak-anak kelas IX SMP Sambo Indah beranjak duduk ke tempatnya masing-masing. ”Selamat pagi, Anak-anak!” sapa Bu Isti dengan ramah. ”Selamat pagi, Buuuuuu!” Anak-anak menjawab dengan kompak. ”Anak-anak, kemarin Ibu memberikan tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?” ”Sudah Bu.” ”Arga, kamu sudah membuat pantun?” ”Sudah dong, Bu.” ”Coba, kamu bacakan untuk teman-temanmu.” Dengan wajah nakalnya, Arga membacakan pantunnya sambil tersenyum- senyum. ”Jalan ke hutan melihat salak. Ada pula pohon-pohon tua A
yam jantan terbahak-bahak Lihat Inka giginya dua” ”Huahaha….” Kontan saja anak-anak sekelas tertawa terbahak-bahak. Hanya satu orang yang tidak tertawa. Inka cuma cemberut sebal sambil melihat Arga. 226 Kelas VIII SMP/MTs ”Arga, kamu nggak boleh seperti itu sama temannya,” tegur Bu Isti. ”Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba kamu buat pantun yang lain.” ”Iya Bu,” jawab Arga sambil masih tersenyum-senyum. Itulah Arga, anak paling bandel di kelas empat. Ada saja ulah usilnya untuk mengganggu teman-temannya, terutama teman-teman perempuan di kelasnya. Pernah suatu hari Anggun kelabakan mencari buku PR matematikannya, padahal Pak Widodo, guru matematikannya, sudah masuk kelas dan siap meneliti PR anak-anak. Anggun kebingungan sampai hampir menangis. Eh, ternyata buku itu ditemukan oleh
Posting Komentar untuk "1. Wukuf di Padang Arafah merupakan salah satu dari a. Syarat haji c. Sunah haji b. Rukun haji d. Wajib haji"
Berkomentarlah sesuai dengan topik bahasan.