KUNCI JAWABAN PAI kelas 9 bab 11 halaman 250 251
tegal sengaja membuat blog ini agar blog ini dapat membantu adek-adekan dalam proses pembelajaran begitu dalam proses penyelesaian tugas ataupun lain sebagainya. kakak menyadari bahwasanya kunci jawaban yang untuk anda benar sangatlah dibutuhkan
Daftar Isi
Kunci jawaban PAI kelas 9 bab 11 halaman 250 251 bagian A
teguh juga dijadikan sebagai indikator oleh guru untuk menentukan nilai eropa yang artinya anda tersebut akan menentukan nilai kenaikan kelas adik-adik sekalian kami menyadari bahwasanya banyak sekali sekali siswa-siswi dan serta guru dan tak jarang juga orang telanjang gaya membantu anaknya untuk mencari kunci jawaban yang tepat dan benar diubah Google
kami ingin ingatkan lagi bahwasanya kepada adik-adik sekalian yang tercinta bahwasanya sekolah merupakan hal yang sangat penting yang memang gak bantu adik-adik dapat mempersiapkan diri dalam hadapi perkembangan zaman yang akan datang.
Baca juga:
1. Segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal danberkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dariIslam disebut . . . .
a. Keindahan Islam c. Ragam Islam
b. Budaya Islam d. Gaya Islam
2. Kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun olehmasyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam . . . .
a. Keluhuran Islam c. Tradisi Islam
b. Keunikan Islam d. Nuansa Islam
3. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama . . . .
a. Huruf Nawi c. Huruf Kawi
b. Huruf Kawami d. Huruf Jawi
4. Berikut ini yang bukan merupakan tokoh dalam bidang pengembanganSuluk . . . .
a. Sunan Bonang c. Syekh Yusuf
b. Hamzah Fansuri d. Ibnu Rusyd
5. Tradisi halal bihalal dilakukan oleh umat Islam setelah merayakan . . . .
a. Idul Adha c. Idul Fitri
b. Tahun baru hijriyah d. Puasa Ramadhan
6. Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab syahadatain yangartinya . . . .
a. Tradisi dua negara c.Dua keajaiban
b. Kelahiran Nabi d. Dua kalimah syahadad
7. Di bawah ini merupakan seni musik Islam, kecuali . . . .
a. Pop c. Nasyid
b. Hadrah d. Gambus
8. Tulisan Arab yang mengandung nilai seni disebut dengan seni . . . .
a. Fotogra! c. Kaligra!
b. Geogra! d. Koreogra!
9. Berikut ini merupakan nama bulan Jawa, kecuali . . . .
a. Sura c. Ruwah
b. Maret d. Sapar
10. Contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam adalah tari . . . .
a. Secak c. Serimpi
b. Sambyong d. Saman
KUNCi jawaban
1.b
2.c
3.c
4.d
5.c
6.d
7.a
8.c
9.b
10.d
Kunci jawaban PAI kelas 9 bab 11 halaman 250 251 bagian B
B. Jawablah pertanyaan-pertayaan berikut ini!
1. Sebutkan contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budayamasyarakat Indonesia sebelum Islam!
2. Apa yang kamu ketahui tentang tradisi Rabu Kasan?
3. Sebutkan tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya!
4. Bagaimana gambaran pelaksanaan Tabot di Bengkulu?
5. Ceritakan sejarah Grebeg Besar di Demak!
Jawaban halaman 25 essay
1. Contoh pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam budayamasyarakat Indonesia sebelum Islam.
2. Tradisi Rabu Kasan adalah tradisi yang dilakukan tepat pada hariRabu Kasan terakhir bulan safar, kira-kira pukul 07.00 WIB semuapenduduk telah hadir di tempat upacara dengan membawamakanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masingmasing.Acara diawali dengan berdirinya seorang di depan pintumasjid dan menghadap keluar lalu mengumandangkan azan. Laludisusul dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoasemua yang hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupattolak balak yang telah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlahyang dibawa sambil menyebut nama keluarganya masing-masingdilanjutkan makan bersama dan mengambil air wafak yang telahdisediakan untuk semua anggota keluarganya. Setelah selesai acaraini mereka pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga ataukeluarganya.
3. Tiga prinsip Islam dalam memandang sebuah budaya adalahtidak melanggar ketentuan hukum halal-haram, mendatangkanmashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan),dan sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepadaAllah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepasdiri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.).
4. Tabot di Bengkulu
upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisahkepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin AbiThalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah saw inigugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam61 Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakanoleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo padatahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulukemudian keturunannya disebut sebagai keluarga Tabot.Upacara inidilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar kalendar Islam)setiap tahun.
5. Sejarah Grebeg Besar di Demak
Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiaptahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisiini dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengandatangnya Hari raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukupmenarik karena Demak merupakan pusatperjuangan walisongodalam dakwah.Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap40 hari peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjidini didirikan oleh Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan1477 Masehi. Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada bagianCandrasengkala “Lawang Trus Gunaning Janmo”.Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmikanpenyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yanghadir sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan paraWali untuk melakukan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula GrebegBesar adalah untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingatiperesmian Masjid Demak.
Rangkuman pai kelas 9 bab 11
a. Halal Bihalal
Halal bihalal dilakukan pada Bulan Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Setelah umat Islam
selesai puasa ramadhan sebulan penuh maka dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada sesama manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum mendapat kehalalan atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh karena itu tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan agar kembali kepada !trah (kesucian). Tradisi ini erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri.Tujuan halal bihalal selain saling bermaafan adalah untuk menjalin tali silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini tradisi ini masih dilakukan di semua lapisan masyarakat. Mulai keluarga, tingkat RT sampai istana kepresidenan. Bahkan acara halal bihalal sudah menjadi tradisi nasional yang bernafaskan Islam. Istilah halal bihalal berasal dari bahasa Arab (halla atau halal) tetapi tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Bahkan bisa jadi ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan kebingungan dalam menjawabnya.
Halal bihalal sebagai sebuah tradisi khas Islam Indonesia lahir dari
sebuah proses sejarah. Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh
umat Islam masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis
(silaturahim) antar umat. Dengan acara halal bihalal, pemimpin
agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan berkumpul,
saling berinteraksi dan saling bertukar informasi. Dari komunikasi ini
akan mempererat kekeluargaan dan dapat menyelesaikan berbagai
masalah yang ada.
Pada acara halal bihalal semua orang mengucapkan mohon maaf
lahir dan batin. Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara
lahir telah memaafkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau
mengucapkan kata maaf, maka batinnya juga harus dengan tulus
memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit hati.
b. Tabot atau Tabuik
Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu
untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan
Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu
Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada
tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu pertama
kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam
Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah dengan
wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut sebagai keluarga
Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar
kalendar Islam) setiap tahun.
Istilah Tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara har!ah
berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan
upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi
ini dibawa oleh para tukang yang membangun Benteng Marlborought
(1718-1719) di Bengkulu. Para tukang bangunan tersebut, didatangkan
oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India.
c. Kupatan (Bakdo Kupat)
Di Pulau Jawa bahkan sudah berkembang ke daerah-daerah lain
terdapat tradisi kupatan. Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan
seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul
di suatu tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan
selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat). Kupat
merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman
(longsong) dari janur kuning (daun kelapa yang masih muda). Sampai
saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri.
Ketupat memang sebagai makanan khas lebaran. Makanan itu
ternyata bukan sekadar sajian pada hari kemenangan, tetapi punya
makna mendalam dalam tradisi Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat
kupat itu dijadikan sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian
besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo
dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya
yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari ngaku lepat (mengakui
kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling memaafkan.
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 243
d. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta
Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan
dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang
telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa. Peringatan yang lazim
dinamai Maulud Nabi itu, oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal
dari kata Syahadatain (dua kalimat Syahadat). Tradisi ini sebagai sarana
penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan
Bonang. Dahulu setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan
diselingi dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam serta setiap
pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain.
Jadi, Sekaten diadakan untuk melestarikan tradisi para wali dalam
memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Sebagai tuntunan bagi
umat manusia, diharapkan masyarakat yang datang ke Sekaten juga
mempunyai motivasi untuk mendapatkan berkah dan meneladani
Nabi Muhammad saw.
Dalam upacara Sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka
peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak. Suguhan
ini sebagai pertanda bahwa dalam berdakwah para wali mengemasnya
dengan menjalin kedekatan kepada msyarakat.
e. Grebeg
Tradisi untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan.
Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh
Sultan Hamengkubuwana ke-1. Grebeg dilaksanakan saat Sultan
memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya. Grebek
di Yogyakarta di selenggarakan 3 tahun sekali yaitu: pertama grebek
pasa-syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk
menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr, kedua grebeg besar,
diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya
kurban dan ketiga grebeg maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal
untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw. Selain kota
Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg adalah kota Solo,
Cirebon dan Demak.
f. Grebeg Besar di Demak
Tradisi Grebeg Besar merupakan upacara tradisional yang setiap
tahun dilaksanakan di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini
dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya
Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena
Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo dalam dakwah.
Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah tahun
1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk memperingati genap
40 hari peresmian penyempurnaan Masjid Agung Demak. Mesjid ini
didirikan oleh Walisongo pada tahun 1399 Caka, bertepatan 1477
Masehi. Tahun berdirinya masjid ini tertulis pada bagian Candrasengkala
“Lawang Trus Gunaning Janmo”.
Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan Giri meresmikan
penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga pengunjung yang hadir
sangat banyak. Kesempatan ini kemudian digunakan para Wali untuk
melakukan dakwah Islam. Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah
untuk merayakan Hari Raya Kurban dan memperingati peresmian
Masjid Demak.
g. Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado
Di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,
juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok Maulid. Istilah
Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya berkerubun atau
berkerumun oleh orang banyak. Tradisi Kerobok Maulid dipusatkan di
halaman Masjid Jami’ Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan
dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal
12 Rabiul Awwal.
Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan pembacaan Barzanji
di Masjid Jami’ Hasanudin Tenggarong. Kemudian dari Keraton Sultan
Kutai, puluhan prajurit Kesultanan akan keluar dengan membawa
usung-usungan yang berisi kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau
bunga rampai dan Astagona.
Usung-usungan ini kemudian dibawa berkeliling antara Keraton dan
Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Jami’ Hasanuddin. Kedatangan
prajurit keraton dengan membawa Sinto, Astagona dan kue-kue di
Masjid Hasanudin ini akan disambut dengan pembacaan Asrakal yang
kemudian membagi-bagikannya kepada warga masyarakat yang
ada di dalam Masjid. Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan
penyampaian hikmah maulid oleh seorang ulama.
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 245
Lain di Kutai lain pula di Manado. Untuk memperingati Maulid
nabi Muhammad saw. warga muslim di Kota Manado, Sulawesi Utara,
menggelar tradisi pawai obor. Obor yang dibawa berpawai oleh ribuan
warga membuat jalan-jalan di Kota Manado terang. Bagi warga muslim
setempat pawai obor sudah jadi tradisi dan dilaksanakan turun-
temurun sebagai simbol penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan
itu bermakna bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah membawa
ajaran yang menjadi cahaya penerang iman saat manusia hidup dalam
kegelapan dan kemusyrikan.
h. Tradisi Rabu Kasan di Bangka
Tradisi Rabu Kasan dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap
tahun, tepatnya pada hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai
dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan
(terakhir).
Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di Bangka
saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa Barat dan Gresik
Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi ini sama, yaitu untuk
memohon kepada Allah Swt. agar dijauhkan dari bala’ (musibah dan
bencana).
Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer,
Kecamatan Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka
diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan
upacara tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan makanan
untuk dimakan bersama pada hari Rabu esok hari.
Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul 07.00 WIB semua
penduduk telah hadir di tempat upacara dengan membawa makanan
dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga masing-masing.
Acara diawali dengan berdirinya seseorang di depan pintu masjid
dan menghadap keluar lalu mengumandangkan adzan. Lalu disusul
dengan pembacaan doa bersama-sama. Selesai berdoa semua yang
hadir menarik atau melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang
telah tersedia tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil
menyebut nama keluarganya masing-masing.
Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu,
masing-masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan
untuk semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka
pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau keluarganya.
i. Dugderan di Semarang
Tradisi dugderan merupakan tradisi khas yang dilakukan oleh
masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan
untuk menyambut datangnya bulan puasa. Dugderan biasanya diawali
dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.
Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang diawali
dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan Ramadan yang
diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itu kemudian diumumkan
kepada khalayak. Sebagai tanda dimulainya berpuasa dilakukan
pemukulan bedug. Hasil musyawarah ulama yang telah dibacakan itu
kemudian diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah
itu Kanjeng Bupati Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur
bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa.
j. Budaya Tumpeng
Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam
bentuk kerucut. Nasi tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau
nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi
keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan
suatu kejadian penting. Meskipun demikian, budaya tumpeng sudah
menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia. Tumpeng biasa disajikan di
atas tampah (wadah tradisional) dan dialasi daun pisang. Ada tradisi
tidak tertulis yang menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng
dihidangkan bagi orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir.
Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang
tersebut. Saat ini budaya tumpeng sudah menjadi tradisi nasional
bangsa Indonesia.
Kalian sekarang menjadi cukup mengerti mengenai “Menelusuri
Tradisi Islam di Nusantara”. Terkait dengan materi ini, lakukan re!eksi diri.
Tanggapilah pernyataan-pernyataan berikut, sesuai dengan apa yang kamu
rasakan dengan cara memberi tanda silang pada gambar yang sesuai.
Aktivitas Siswa 4:
a. Membaca kisah teladan berikut.
b. Berdiskusi dan bekerja sama untuk menceritakan kembali secara
langsung atau disajikan dengan bentuk sosiodrama.
c. Menyimpulkan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipetik dari
kisah berikut.
4. Saya mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam sebuah kegiatan keagamaan
di lingkungan sekitar.
5. Saya mengembangkan budaya Islam supaya sesuai dengan perkembangan
zaman.
Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Hari kedua dilantik menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz
menyampaikan khutbah umum. Di ujung khutbahnya, beliau berkata
“Wahai manusia, tiada nabi selepas Muhammad saw. dan tiada kitab
selepas BM
2VSɧÁO, aku bukan penentu hukum malah aku pelaksana
hukum Allah Swt., aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang
mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik di kalangan
kamu sedangkan aku hanya orang yang paling berat tanggungannya
di kalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu
Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 249
aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah Swt.” Beliau
kemudian duduk dan menangis “Alangkah besarnya ujian Allah Swt.
kepadaku” sambung Umar Ibn Abdul Aziz.
Beliau pulang ke rumah dan menangis sehingga ditegur isteri
“Apa yang Amirul Mukminin tangiskan?” Beliau mejawab “Wahai
isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku sedang
teringat kepada orang-orang yang miskin, ibu-ibu yang janda,
anaknya banyak, rezekinya sedikit, aku teringat orang-orang dalam
tawanan, para fuqara’ kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini
akan menuntutku di akhirat kelak dan aku takut aku tidak dapat
menjawab hujjah-hujjah mereka, karena aku tahu yang menjadi
pembela di pihak mereka adalah Rasulullah saw.’’ Isterinya juga turut
mengalir air mata.
Umar Ibn Abdul Aziz mulai memerintah pada usia 36 tahun,
memerintah dalam kurun waktu 2 tahun 5 bulan 5 hari. Pemerintahan
beliau sangat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tiada satu
pun umat Islam yang layak menerima zakat sehingga harta zakat
yang menggunung itu terpaksa ditawar-tawarkan kepada siapa saja
membutuhkan.
Sumber: http://id.wikipedia.org
F. Rangkuman
1. Sebelum tradisi Islam ada di Indonesia, sebelumnya telah ada tradisi Hindu-
Buddha, sehingga pada akhirnya terjadi akulturasi di antara keduanya.
2. Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan
Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir.
3. Seni Islam yang berkembang di Nusantara adalah seni arsitektur, seni ukir,
kaligra!, seni tari, seni musik/suara, seni pertunjukan, dan seni sastra.
4. Tradisi atau budaya Islam yang berkembang di Nusantara, seperti Halal
Bihalal, Tabot atau Tabuik, Kupatan, Sekaten, Grebeg, Grebeg Besar,
Kerobok Maulid, Tradisi Rabu Kasan, Dugderan, Tumpeng, dan lainnya.
5. Umat Islam atau generasi muda dapat menjaga kelestarian tradisi Islam
dengan cara melanjutkan keberadaannya atau mengembangkannya agar
Posting Komentar untuk "KUNCI JAWABAN PAI kelas 9 bab 11 halaman 250 251"
Berkomentarlah sesuai dengan topik bahasan.